SEGALA kekuatan bermula dari perut. Ketika itu, nutrisi diserap kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tubuh sebagai energi yang menggerakkan setiap sendiri. Perut memberikan kehidupan, namun dari sana pula semua penyakit bermulakan.
Kalau ingin hidup baik-baik saja, maka jagalah perut. Orang bijak menyebut segala penyakit berasal dari perut. Sederhananya, kalau ingin sehat, maka bersihkanlah perut. Bersih secara zahir dan bersih secara maknawi.
Ceritanya sederhana untuk banyak orang. Gampang, membuat perut tetap sehat. Berikanlah makanan yang sehat-sehat dan banyak orang melakukannya sebagai rutinitas setiap hari. Namun, ternyata tak sesederhana yang bisa dibayangkan.
Begitu banyak jenis makanan sehat dijual. Ia dipajang dalam bungkusan yang mengundang selera. Dalam tradisi instan masyarakat modern dewasa ini, itulah cara yang jamak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makannya. Percaya kepada label, karena itu jaminan mutu. Namun, kasus ditemukannya daging babi dalam produk abon dan dendeng di Kota Bandung menjadi contoh, sebagai konsumen makanan, harus menjadi lebih cerdas.
Seperti sebuah lingkaran setan, siapa saja tak terhindarkan dari berbagai produk yang mengancam. Bahan-bahan haram tersimpan rapi dalam bungkusan yang berlabel halal. Bahan-bahan berbahaya, tersembunyi dalam produk-produk yang berlabel. Tangan-tangan pengawasan tidak mampu menjangkaunya. Tanpa di sadari, ancaman itu ada di mana-mana.
Seperti sebuah fenomena gunung es, realitas seharusnya sudah mengajarkan betapa berabai-rabai soal urusan perut ini beresiko besar. Tak terbayangkan, beberapa tahun yang lalu, ternyata sekarang bermunculan penyakit-penyakit mematikan yang pernah terbayangkan. Kanker, stroke, jantung, semua bermula dari perut. Sudah saatnya ruang sempit di tubuh itu dimenej dengan baik. A.R. Rizal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar