Minggu, November 28, 2010

Pemakai atau Dipakai

TEKNOLOGI informasi menjadi sesuatu yang tak terlepaskan dari kehidupan manusia modern dewasa ini. Tidak ada lagi orang yang tidak berentuhan dengan komputer dan internet. Semua aktivitas manusia berhubungan dengan internet. Mulai dari kegiatan ekonomi, politik, bahkan soal bersosialisasi. Nenek-nenek, dewasa, anak-anak hingga balita, tak ada yang tak kenal internet.

Dengan jumlah penduduk mencapai 200 juta lebih, Indonesia menjadi pasar teknologi informasi yang cukup besar di dunia. Dipicu tingginya tingkat pendidikan dan ekonomi, masyarakat Indonesia menjadi pemakai internet yang sangat pontensial. Tak mengherankan, dari sisi bisnis teknologi informasi, masyarakat negeri ini menjadi incaran. Terbukti dengan puluhan juta pemakai situs jejaring sosial, Indonesia menjadi pasar utama Facebook yang menjadi situs jejaring sosial terpopuler di dunia.

Semua sendi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini tersentuh dengan internet. Ganget-ganget internet, seperti handphone murah yang bisa mengakses internet laris manis di negeri ini. Masyarakat negeri ini juga menghabiskan banyak waktu untuk berselancar di internet, karena itu perusahaan penyedia layanan internet pun panen untung. Perusahan-perusahan penyedia layanan internet menjadi perusahaan paling menjanjikan di Indonesia. Selain itu, bisnis yang berhubungan dengan internet, seperti warung internet tumbuh seperti cendawan di musim penghujan.

Banyak kampung yang kemudian berubah wujud menjadi kampung cyber. Betapa riang dan bangga mereka yang menyebut diri melek internet. Namun, di balik semua itu, Indonesia memiliki catatan buruk dalam penggunaan teknologi informasi. Masyarakat Indonesia merupakan yang terbesar pengunduh konten pornografi di dunia.

Internet memberikan dampak buruk yang tidak terbayangkan sebelumnya. Situs jejaring sosial menjadi media yang paling dominan digunakan untuk aktivitas kejahatan. Nyaris setiap hari terjadi tindakan kejahatan asusila yang dimedia oleh situs jejaring sosial. Praktik prostitusi hingga perjudian sungguh luar biasa di dunia maya. Parahnya lagi, semua kejahatan itu sebagian besar mengambil korban anak-anak dan kaum perempuan.

Ada yang salah dengan internet? Tentu saja tidak. Kalau pun ada yang konten yang salah di internet, sebagai media publik, ia netral. Teknologi informasi itu tergantung yang menggunakannya. Nah, inilah yang menjadi persoalan kita hari ini, apakah sudah menjadi pemakai yang baik.

Masyarakat Indonesia adalah pemakai internet yang sangat besar di dunia. Namun, untuk apakah potensi yang besar itu digunakan? Sebagai pemakai internet terbesar, masyarakat Indonesia adalah konsumen situs jejaring sosial terbesar, pengunduh konten pornografi terbesar di dunia.

Tak gaul, ketinggalan zaman kalau hari ini tidak mengenal internet. Kita bangga, anak-anak kita bangga mengenal internet. Kita menjadi pemakai yang baik, karena Indonesia adalah pasar internet dengan jumlah penduduknya yang banyak. Namun, apakah kita benar-benar memakai internet, memakai dalam artian menggunakan internet untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Teknologi informasi adalah salah satu alat propaganda ekonomi, politik dan sosial-budaya. Jangan-jangan, kita tidak lagi sebagai pemakai, namun malah dipakai. Kita dipakai, anak-anak kita dipakai, dirusakkan dengan internet yang meraja-lela. Karena kita tidak bisa menjadi pemakai yang baik, makanya kerap dipakai orang lain.*

Tidak ada komentar: