NGARAI Sianok, tak terbilang lagi sebagai objek wisata andalan Kota Bukittinggi. Tak ke kota sanjai rasanya kalau belum melihat kelokkan hamparan tebing curam ini. Namun, kalau menyebut seberapa banyak objek terapresiasi dalam karya estetika dari kawasan ini, sebuah tebing menghadap gunung Singgalang, Tabiang Takuruang adalah yang paling terfavoritkan.
Tabiang Takuruang sebenarnya berada dalam kawasan objek wisata Ngarai Sianok. Namun, sebenarnya objek ini terletak dekat Ngarai Sabik. Sebagai sebuah menumental keelokkan wisata alam, orang-orang lebih mengenal Tabiang Takuruang sebagai objek tersendiri dengan daya tariknya yang mampu mengikat hasrat memandangnya. Sebuah tebing yang berdiri kesepian di hamparan jurang yang dalam, namun ada daya tarik yang membuat siapa saja berhasrat mendekatinya. Ada eksotisme, bahkan nuansa mistis yang banyak dibahasakan dalam karya seni.
Menikmati keindahan Ngarai Sianok, pengunjung biasanya lebih leluasa dengan menginjakkan kaki di Panorama Bukittinggi. Dari atas, hamparan lembah yang curam menampakkan keelokkannya. Dari Panorama memang tidak bisa melihat langsung Tabiang Takuruang, namun tidak banyak yang melewatkan kesempatan untuk mengunjunginya.
Untuk melihat keelokkan Tabiang Takuruang, pengunjung perlu menyusuri jalan ke Kampung Jambak. Dari Panorama sejauh 4 km. Bisa menggunakan mobil sampai ke Nagari Lambah. Namun, banyak yang mencoba dengan berjalan kaki hingga ke Tabiang Takuruang yang dari Nagari Lambah harus ditelusuri dengan jalan setapak sejauh 300 meter.
Eksotisme Tabiang Takuruang sejak dahulu selalu menjadi pilihan para pecinta seni. Objek ini banyak diabadikan dalam bentuk lukisan. Dari pelukis biasa, sampai seorang maestro, silih berganti mengabadikannya. Objek ini memang memberikan keunikkan sisi estetika yang pantas mengisi imajinasi karya-karya seni. Namun di balik itu, ada cerita-cerita mistis yang menjadi daya tarik lain dari objek wisata ini.
Terbentuknya Tabiang Takuruang memberikan keunikkan kerja alam. Sangat alamiah sekali, masyarakat di sekitarnya memaknai terbentuknya tebing ini dari pengikisan air Batang Lambah. Uniknya, pengikisan tebing itu meninggalkan seonggok yang dibiarkan menjadi sebuah menumental.
Cerita lainnya, di atas tebing ini konon ditemui sebuah lesung yang menandakan di tengah kesendiriannya, tebing ini pernah ditempati. Inilah keunikkan lain, tentang kisah bermukimnya manusia di tebing curam yang sulit dijangkau puncaknya.
Sebagai sebuah fenomena alam, Tabiang Takurung memang melahirkan keunikkan tersendiri. Di tengah keperkasaan tebing-tebing curam di Ngarai Sianok, ia berdiri sendiri seolah memikul beban menjunjung tegaknya gunung Singgalang. Namun, keperkasaan alam itu goyah juga oleh takdir yang dibuat alam sendiri.
Gempa hebat yang melanda Sumbar awal 2007 lalu telah meruntuhkan sebagian dinding Tabiang Takuruang. Sebelum gempa, sisi-sisi tebing dipenuhi pohon yang memberikannya selimut hijau. Gempa merobohkan semuanya ke dasar tanah. Dari kejauhan, Tabiang Takuruang terlihat berselimutkan tanah liat berwarna kuning kusam. Namun, keunikkan Tabiang Takuruang tidaklah hilang. Ketika pohon-pohon di tebingnya pada tumbang dihantam gempa, ternyata puncak tertingginya masih utuh dan menyisakan sebatang pohon di atasnya. Legenda Tabiang Takuruang ternyata tak kunjung hilang. A.R. Rizal
Tabiang Takuruang sebenarnya berada dalam kawasan objek wisata Ngarai Sianok. Namun, sebenarnya objek ini terletak dekat Ngarai Sabik. Sebagai sebuah menumental keelokkan wisata alam, orang-orang lebih mengenal Tabiang Takuruang sebagai objek tersendiri dengan daya tariknya yang mampu mengikat hasrat memandangnya. Sebuah tebing yang berdiri kesepian di hamparan jurang yang dalam, namun ada daya tarik yang membuat siapa saja berhasrat mendekatinya. Ada eksotisme, bahkan nuansa mistis yang banyak dibahasakan dalam karya seni.
Menikmati keindahan Ngarai Sianok, pengunjung biasanya lebih leluasa dengan menginjakkan kaki di Panorama Bukittinggi. Dari atas, hamparan lembah yang curam menampakkan keelokkannya. Dari Panorama memang tidak bisa melihat langsung Tabiang Takuruang, namun tidak banyak yang melewatkan kesempatan untuk mengunjunginya.
Untuk melihat keelokkan Tabiang Takuruang, pengunjung perlu menyusuri jalan ke Kampung Jambak. Dari Panorama sejauh 4 km. Bisa menggunakan mobil sampai ke Nagari Lambah. Namun, banyak yang mencoba dengan berjalan kaki hingga ke Tabiang Takuruang yang dari Nagari Lambah harus ditelusuri dengan jalan setapak sejauh 300 meter.
Eksotisme Tabiang Takuruang sejak dahulu selalu menjadi pilihan para pecinta seni. Objek ini banyak diabadikan dalam bentuk lukisan. Dari pelukis biasa, sampai seorang maestro, silih berganti mengabadikannya. Objek ini memang memberikan keunikkan sisi estetika yang pantas mengisi imajinasi karya-karya seni. Namun di balik itu, ada cerita-cerita mistis yang menjadi daya tarik lain dari objek wisata ini.
Terbentuknya Tabiang Takuruang memberikan keunikkan kerja alam. Sangat alamiah sekali, masyarakat di sekitarnya memaknai terbentuknya tebing ini dari pengikisan air Batang Lambah. Uniknya, pengikisan tebing itu meninggalkan seonggok yang dibiarkan menjadi sebuah menumental.
Cerita lainnya, di atas tebing ini konon ditemui sebuah lesung yang menandakan di tengah kesendiriannya, tebing ini pernah ditempati. Inilah keunikkan lain, tentang kisah bermukimnya manusia di tebing curam yang sulit dijangkau puncaknya.
Sebagai sebuah fenomena alam, Tabiang Takurung memang melahirkan keunikkan tersendiri. Di tengah keperkasaan tebing-tebing curam di Ngarai Sianok, ia berdiri sendiri seolah memikul beban menjunjung tegaknya gunung Singgalang. Namun, keperkasaan alam itu goyah juga oleh takdir yang dibuat alam sendiri.
Gempa hebat yang melanda Sumbar awal 2007 lalu telah meruntuhkan sebagian dinding Tabiang Takuruang. Sebelum gempa, sisi-sisi tebing dipenuhi pohon yang memberikannya selimut hijau. Gempa merobohkan semuanya ke dasar tanah. Dari kejauhan, Tabiang Takuruang terlihat berselimutkan tanah liat berwarna kuning kusam. Namun, keunikkan Tabiang Takuruang tidaklah hilang. Ketika pohon-pohon di tebingnya pada tumbang dihantam gempa, ternyata puncak tertingginya masih utuh dan menyisakan sebatang pohon di atasnya. Legenda Tabiang Takuruang ternyata tak kunjung hilang. A.R. Rizal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar