PAGI baru muncul di Batanghari. Seperti biasa, pagi itu selalu berembun di tepian sungai yang banyak disangga pohonan perdu. Walaupun mentari pagi jatuh di atas air yang keruh, namun siluetnya memancarkan silau tak terperikan di permukaannya.
Sungai Batanghari adalah urat nadi masyarakat sekitarnya yang terbelah di dua provinsi. Di hulu sungai itu masyarakat menambang emas, di riak sungai yang kecil masyarakat melakukan perniagaan dan bermobilitas, di sungai itu mereka mandi, mencuci dan membangun beradaban. Batanghari menghadirkan tantangan bagi mereka yang ingin berpetualang, namun di sepanjang sungai itu ada kekayaan heritage yang tak terperikan.
Batanghari adalah emas terpendam, seperti di masa lalu dalam prasasti-prasasti kuno disebutkan di daerah sepanjang sungai ini dinamakan gold land atau tanah emas yang mencatatkan nama besar Adityawarman yang berkerajaan di Pagaruyung. Emas itu masih didulang, namun emas kekayaan heritage di sepanjang sungai ini telah lama terlupakan.
Menikmati wisata petualangan di Batanghari memang harus dimulai ketika fajar baru mejelang. Artefak-artefak alam, perpaduan sungai, bukit, hutan adalah keindahan yang tak tertarakan. Lebih dari itu, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati kekhasan kehidupan masyarakat di tepian sungai. Walaupun daerah-daerah di sepanjang Batanghari sudah terhubung jalan darat, namun di beberapa titik masih mengandalkan sungai sebagai urat nadi. Ada anak-anak yang mendayung sampan menuju sekolahnya yang terletak di seberang sungai, ada pengendara motor yang berjejer di atas kapal ponton, ada nelayan yang mencari ikan, hingga perempuan muda berbaur anak-anak bermandi ria di tepian sungai yang berkerikil.
Petualangan di Batanghari semakin sensasional dengan menikmati situs-situs kepurbakalaan yang banyak tersebar di daerah sepanjang aliran sungai. Situs-situs, mulai dari candi, arca, tempat pemandian hingga bekas istana adalah tempat-tempat unik yang mampu membawa takjub. Kekhasan kehidupan masyarakat di sekitarnya juga masih melekatkan kealamiahan, walaupun tidak lagi sepenuhnya utuh. Setidaknya, di sepanjang aliran sungai ini terdapat daerah-daerah yang terus memegang sistem pemerintahan nagari yang identik di Minangkabau. Bersamaan dengan itu, masyarakat masih terus mewariskan tradisi kerajaan yang sarat dengan peninggalan-peninggalan kepurbakalaan.
Petualangan sepanjang Batanghari tidak hanya akan menikmati perjalanan sungai yang panjang. Selain tersebar di tepian sungai, situs-situs kepurbakalaan juga terdapat di daerah perbukitan dan rawa-rawa. Tidak mengherankan, untuk menikmati petualangan itu harus meniti tanah yang berair hingga bukit terjal dan dipenuhi hutan dan perkebunan masyarakat. Petualangan darat dengan angkutan ojek hingga mobil angkutan terbuka alias cigak baruak menjanjikan sensasi tersendiri. Batanghari bisa menjadi pilihan bagi para pecinta petualangan dan keunikkan budaya. A.R. Rizal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar