Jumat, Februari 15, 2008

Pilkada dan Kampanye Dunia Maya

ADA hal menarik dalam pelaksanaan pemilihan presiden pendahuluan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Sisi menarik itu di antarnya tentang kampanye masing-masing kandidat dengan menggunakan sarana media online. Selain masing-masing calon, baik dari Partai Demokrat ataupun Republik menghabiskan dana jutaan dollar Amerika untuk belanja kampanye di media massa, untuk media online, ada sisi menarik, selain biayanya yang relatif murah, namun justru sangat efektif meraup sumbangan dana kampanye bagi masing-masing calon.
Masing-masing kandidat calon presiden sudah mempersenjatai diri untuk bertarung di media online. Kandidat Demokrat, yang paling fenomenal misalnya, Barack Obama dan Hillary Clinton, masing-masing telah memiliki web sendiri, yaitu www.barackobama.com dan www.hillaryclinton.com. Pendukung fanatik masing-masing calon juga jor-joran membuat blog tokoh idolanya dan euphoria itu bisa dilihat secara gamblang di mesin pencari online.
Jutaan warga Amerika mengakses situs online calon presidennya. Lebih fantastik lagi, lewat email saja, tim kampanye masing-masing calon mampu menggaet jutaan dollar Amerika dana bantuan untuk kampanye. Dengan tingginya tingkat melek internet warga Amerika, internet memiliki peran penting dalam pesta demokrasi di negera Paman Sam itu. Membuat sebuah analogi, bagaimana kondisinya dengan Indonesia?
Pemilu 2004 yang kemarin berlangsung dilanjutkan dengan pemilihan presiden secara langsung, peran kampanye di media online tidak begitu kentara. Masing-masing calon, baik calon anggota legeslatif, DPD maupun calon presiden, rata-rata banyak menghabiskan belanja kampanye di media elektronik, terutama televisi. Fenomenanya juga tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah, baik untuk pemilihan gubernur, bupati atau walikota yang berlangsung berkala di berbagai daerah. Tidak banyak yang tertarik menggunakan media online, tak ada calon yang berniat memiliki situs sendiri atau sekadar membuat blog gratisan. Persoalannya, media online bisa jadi belum menjadi media kampanye yang efektif, karena masih terbatasnya pemakai internet di Indonesia secara umum. Yah, bahasa kasarnya, rakyat bumi khatulistiwa ini lebih banyak melek internet. Di sisi lainnya, internet masih menjadi kebutuhan yang sangat mahal.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan begitu cepatnya kemajuan teknologi informasi, internet akan menjadi media kampanye yang efektif dalam Pemilu di tanah air, terutama dalam pemilihan presiden. Faktanya, pengguna internet di tanah air sudah jutaan jumlahnya. Bukti sederhana, menurut data Asosiasi Penyeleggara Jasa Internet Indonesia yang dirilis di akhir 2006, pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2007 saja bertambah 5 juta pengguna. Dengan jutaan orang berwara-wiri di jagad dunia maya itu, tentunya mereka akan menjadi target kampanye sekaligus target pemilih yang sangat pontensial.
Melihat tipologi masyarakat pengguna internet yang terkonsentrasi di daerah perkotaan dan mereka umumnya kalangan terpelajar, potensi kampanye di internet akan terkonsentrasi kepada kaum muda. Mereka cendrung menjadi generasi teknologi yang tentunya menjadi komsumen terbesar internet. Kampanye di dunia maya menjadi segmen yang potensial untuk melirik calon pemilih di daerah perkotaan dan melirik calon pemilih terpelajar dan muda.
Bagaimana euphoria ini kemudian ikut mengimbas dalam pemilihan kepala daerah. Kenyataannya memang pengguna internet di tanah air belumlah merata, ya karena keterbatasan infrastruktur dan terutama kesenjangan pendidikan, pengguna tersebut banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan. Untuk pemilihan walikota agaknya peran internet akan cukup signifikan.
Merujuk dari pemilihan pendahuluan calon presiden Amerika Serikat, dimana internet sangat berperan penting, sudah saatnya tokoh-tokoh yang ingin bertarung dalam pemilihan waikota melirik popularitasnya di internet. Setidaknya, kampanye cara dunia maya ini menjadi sarana yang efektif sebagai bentuk pembelajaran teknologi informasi bagi masyarakat luas. A. R. Rizal
Notes: anak-anak Palanta tidak dilarang mengkampanyekan jagoannya, terutama untuk Pilkada Kota Padang. Kalau ada sponsor, jangan lupa bagi-bagi. he he he...!

Tidak ada komentar: